TERAPI OKSIGEN ALIRAN RENDAH
Disusun Oleh: Dody Setyawan
Teknik
dengan sistem aliran rendah
Teknik ini
digunakan untuk menambah udara yang ada di ruangan yaitu memberikan oksigen dengan frekuensi aliran
kurang dari volume inspirasi pasien, kemudian sisa volumenya ditarik dari udara
yang ada di ruangan. Alat oksigen aliran rendah ini cocok untuk pasien yang stabil
dengan pola nafas, frekuensi dan volume ventilasinya normal, misalnya klien
dengan volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16–20 kali permenit.
Teknik ini juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu low flow low concentration dan low
flow high concentration.
Teknik oksigenasi dengan low flow low concentration ini
memberikan oksigen dengan konsentrasi yang rendah dan dengan aliran yang
rendah. Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut (Ni Luh Suciati,
2010):
Kateter Nasal
Aliran oksigen yang bisa diberikan
dengan alat ini adalah sekitar 1–6 liter/menit dengan konsentrasi 24% - 44%. Prosedur
pemasangan kateter ini meliputi insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai
naso faring. Persentase oksigen yang mencapai paru-paru beragam sesuai
kedalaman dan frekuensi pernafasan, terutama jika mukosa nasal membengkak atau
pada pasien yang bernafas melalui mulut.
Indikasi
dan Kontraindikasi
Indikasi:
Diberikan pada pasien yang
membutuhkan terapi oksigen jangka pendek dengan konsentrasi rendah sampai
sedang.
Kontraindikasi:
Fraktur dasar tengkorak kepala,
trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.
Hal-hal
yang harus diperhatikan:
1) Pengukuran
panjangnya kateter yang akan dimasukkan harus tepat yaitu dalamnya kateter dari
hidung sampai faring diukur dengan cara jarak dari telinga ke hidung
2) Kateter
harus diganti setiap 8 jam dengan bergantian lubang hidungnya untuk mencegah
iritasi dan infeksi
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan:
1)
Dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama
2)
Oksigen
yang diberikan lebih stabil
3)
Klien
mudah bergerak, makan dan minum, berbicara dan membersihkan mulut
4)
Teknik
ini lebih murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap
Kerugian:
1)
Teknik
memasukan kateter nasal ini lebih sulit dari pada kanula nasal
2) Pasien
merasakan nyeri saat kateter melewati nasofaring dan mukosa nasal sehingga bisa
mengalami trauma
3)
Tidak
dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%
4)
Kateter
harus diganti tiap 8 jam dan diinsersi kedalam nostril lain
5)
Dapat
terjadi distensi lambung
6)
Dapat
terjadi iritasi selaput lendir nasofaring
7)
Aliran
> 6 liter/menit dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung
8)
Kateter
mudah tersumbat dan tertekuk
Nasal Kanul/Kanul Binasal
Nasal
kanul adalah alat sederhana yang murah dan sering digunakan untuk menghantarkan
oksigen. Nasal kanul terdapat dua kanula yang panjangnya masing-masing 1,5 cm
(1/2 inci) menonjol pada bagian tengah selang dan dapat dimasukkan ke dalam
lubang hidung untuk memberikan oksigen dan yang memungkinkan klien bernapas
melalui mulut dan hidungnya. Oksigen yang diberikan dapat secara kontinyu
dengan aliran 1-6 liter/menit. Konsentrasi
oksigen yang dihasilkan dengan nasal kanul sama dengan kateter nasal yaitu 24 %
- 44 %. Berikut ini adalah aliran FiO2 yang dihasilkan nasal kanul:
•
1
Liter /min : 24 %
•
2
Liter /min : 28 %
•
3
Liter /min : 32 %
•
4
Liter /min : 36 %
•
5
Liter /min : 40 %
•
6
Liter /min : 44 %
Formula : ( Flows x 4 ) + 20 % / 21
%
Indikasi
dan Kontraindikasi (Suparmi, 2008 & Ignatavicius, 2006)
Indikasi:
1)
Pasien yang bernapas spontan tetapi
membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan
sesak atau tidak sesak).
2)
Pasien dengan gangguan oksigenasi
seperti klien dengan asthma, PPOK, atau penyakit paru yang lain
3)
Pada pasien yang membutuhkan terapi
oksigen jangka panjang
Kontraindikasi:
1)
Pada
pasien dengan obstruksi nasal
2)
Pasien
yang apneu
Hal-hal
yang harus diperhatikan
(Potter & Perry, 2010):
1)
Pastikan jalan napas harus paten tanpa
adanya sumbatan di nasal
2)
Hati-hati terhadap pemakaian kanul nasal
yang terlalu ketat dapat menyebabkan kerusakan kulit ditelinga dan hidung.
3)
Jangan terlalu sering menggunakan aliran
> 4 liter/menit karena dapat menimbulkan efek pengeringan pada mukosa
Keuntungan dan Kerugian
(Ni Luh Suciati, 2010)
Keuntungan:
1)
Pemasangannya lebih mudah dibandingkan
dengan kateter nasal
2)
Lebih murah dan disposibel
3)
Pasien lebih mudah makan, minum dan
berbicara
4)
Pasien lebih mudah mentolerir dan merasa
nyaman
5)
Pemberian
oksigen lebih stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan yang teratur
Kerugian:
1)
Konsentrasi yang diberikan tidak bisa
lebih dari 44%
2)
Mudah lepas karena kedalaman kanul hanya
1-1.5 cm
3)
Oksigen bisa berkurang jika pasien
bernapas melalui mulut
4)
Aliran Oksigen > 4 liter/menit jarang
digunakanà tidak akan menambah
FiO2 dan bisa menyebabkan iritasi selaput lender serta mukosa kering
5)
Pemasangan selang nasal yang terlalu
ketat dapat mengiritasi kulit di daerah telinga dan hidung
Sedangkan teknik oksigenasi dengan low flow high concentration ini memberikan oksigen dengan
konsentrasi yang tinggi tapi dengan aliran yang rendah. Adapun teknik yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Alat ini memberikan oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling serta konsentrasi oksigen yang diberikan dari tingkat rendah sampai sedang. Aliran oksigen yang diberikan sekitar 5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen antara 40-60%. Berikut ini adalah aliran FiO2 yang dihasilkan masker sederhana:
•
5-6 Liter/menit : 40 %
•
6-7 Liter/ menit : 50 %
•
7-8 Liter/ menit : 60 %
Indikasi
dan Kontraindikasi (Ni Luh Suciati, 2010)
Indikasi:
Pasien
dengan kondisi seperti nyeri dada (baik karena serangan jantung atau penyebab
lain) dan pasien dengan sakit kepala
Kontraindikasi
:
Pada
pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi
Hal-hal
yang harus diperhatikan (Ignatavicius,
2006 & Suzanne, 2008):
1) Aliran
O2 tidak boleh kurang dari 5 liter/menit karena untuk mendorong CO2 keluar dari
masker
2) Saat pemasangan perlu adanya pengikat
wajah dan jangan terlalu ketat pemasangan karena dapat menyebabkan penekanan
kulit yang bisa menimbulkan rasa phobia ruang tertutup
3) Memasang
kapas kering pada daerah yang tertekan masker dan tali pengikat untuk mencegah
iritasi kulit
Keuntungan dan Kerugian (Suparmi, 2008)
Keuntungan:
1)
Sistem
humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup yang berlubang besar
2)
Konsentrasi
oksigen yang diberikan lebih besar daripada kanul nasal ataupun kateter nasal
3)
Dapat
diberikan juga pada pasien yang mendapatkan terapi aerosol
Kerugian :
1)
Konsentrasi
oksigen yang diberikan tidak bisa kurang dari 40%
2)
Dapat
menyebabkan penumpukan CO2 jika alirannya rendah
3)
Pemasangannya
menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan batuk
4)
Bisa
terjadi aspirasi bila pasien muntah
5)
Umumnya
menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien
6)
Menimbulkan
rasa panas sehingga kemungkinan dapat mengiritasi mulut dan pipi
Gambar :
Suatu
teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60-80% dengan aliran 8-12
liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang, baik saat inspirasi maupun
ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang
antara sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk
dalam lubang ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan
udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple face mask (Ni Luh Suciati, 2010)
Indikasi
dan Kontraindikasi (Potter
& Perry, 2010 )
Indikasi:
Pasien dengan
kadar tekanan CO2 yang rendah
Kontraindikasi:
Pada pasien
dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi
Hal-hal
yang harus diperhatikan (Ni Luh Suciati, 2010):
1) Sebelum
dipasang ke pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara
kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir.
2) Memasang
kapas kering di daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah
iritasi kulit
3) Jangan
sampai kantong oksigen terlipat atau mengempes karena apabila ini terjadi, aliran
yang rendah dapat menyebabkan pasien menghirup sejumlah besar karbondioksida.
Keuntungan
dan Kerugian
Keuntungan:
1)
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih
tinggi daripada sungkup muka sederhana
2)
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
1)
Tidak dapat memberikan oksigen dengan
konsentrasi yang rendah
2)
Kantong
oksigen mudah terlipat, terputar atau mengempes
3)
Jika aliran lebih rendah dapat
menyebabkan penumpukan CO2
4)
Pemasangannya
menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan batuk
5)
Bisa
terjadi aspirasi bila pasien muntah
Gambar :
Non-rebreathing
mask
mengalirkan oksigen dengan konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan kecepatan
aliran 10-12 liter/menit. Prinsip alat ini yaitu udara inspirasi tidak
bercampur dengan udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada
saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi, dan ada 1 katup lagi yang
fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka pada
saat ekspirasi (Ni Luh Suciati, 2010).
Indikasi
dan Kontraindikasi (Potter & Perry, 2010)
Indikasi
:
Pasien
dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi,
pasien COPD, pasien dengan status pernapasan yang tidak stabil dan pasien yang
memerlukan intubasi
Kontraindikasi:
Pada pasien
dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi
Hal-hal
yang perlu diperhatikan (Ni Luh Suciati, 2010):
1) Sebelum
dipasang ke pasien isi O2 ke dalam kantong dengan cara menutup lubang antara
kantong dengan sungkup minimal 2/3 bagian kantong reservoir
2) Memasang
kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali pengikat untuk mencegah
iritasi kulit
3)
Perawat
harus menjaga agar semua diafragma karet harus pada tempatnya
4)
Menjaga
supaya kantong O2 tidak terlipat/mengempes untuk mencegah bertambahnya CO2
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan:
1)
Konsentrasi oksigen yang diperoleh bisa
tinggi bahkan sampai 100%
2)
Tidak mengeringkan selaput lendir
Kerugian:
1)
Tidak dapat memberikan oksigen dengan
konsentrasi yang rendah
2)
Kantong
oksigen mudah terlipat, terputar atau mengempes
3)
Pemasangannya
menyekap sehingga tidak memungkinkan untuk makan dan batuk
4)
Terjadi
aspirasi bila pasien muntah terutama ketika pasien tidak sadar
DAFTAR PUSTAKA
Ignatavicius.
2006. Medical Surgical Nursing. Critical
Thinking for Collaborative Care. 5 Ed. United States of America: Elsevier
Saunders
Perry, P. 2010. Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi 7. Alih Bahasa: Diah Nur.
Jakarta: EGC
Suciati,
N L. 2010. Oxygen Therapy.
Karangasem: Nursing Community PPNI Karangasem.
Suparmi, Yulia.
2008. Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta
: Citra Aji Parama.
Suzzane &
Brenda. 2008. Brunner and Suddarth’s
Textbook of Medical Surgical Nursing. Eleventh edition. Philadelphia:
Lippincott Williams and wilkins
Hai bosku......
ReplyDeletebinggung cari situs judi online langsung gabung aja di situs kami : http://ebobet.asia/
EBOBET situs Master Agen Bola88, IDN Poker, Agen Slot, IDN live casino online terpercaya dan terbaik Asia
Berikut keuntungan bergabung dengan Ebobet :
- Bonus Member Baru Bola 100%
- Bonus Member Baru slot 100%
- Bonus Member Baru 20%
- Bonus Deposit Harian 10 %
- Bonus mingguan Live Casino & Slots 0,8% s/d 1 %
- Bonus Cashback Bola 5% s/d 10 %
-Minimal Deposit Rp . 10.000
-Minimal Withdraw Rp. 20.000
wah, saya pribadi belum pernah lihat pemberian oksigen dengan kateter nasal itu dilapangan karena apa mesti dilakukan itu? terima kasih
ReplyDeleteSalam,
Lensasehat.com