Cari Blog Ini

Friday, 12 September 2014

Penatalaksanaan Obstruksi Jalan Napas



PENATALAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN NAPAS
 
Jalan napas sangat penting kita pertahankan supaya oksigenasi dari atmosfer yang masuk dan karbondioksida yang keluar dapat berjalan lancar. Oksigenasi yang tidak lancar salah satunya bisa disebabkan karena adanya sumbatan jalan napas (Obstruksi jalan napas). Hal ini bisa dikatakan sebagai pembunuh tercepat jika dibandingkan dengan permasalahan pada breathing dan circulation. Breathing dapat di optimalkan jika airway sudah paten atau baik. Sumbatan pada jalan napas itu sendiri dibedakan menjadi sumbatan total dan parsial (YAGD 118, 2011)

Obstruksi Total
Korban jika mengalami sumbatan total itu bisa dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Seperti halnya pada korban saat makan kemudian tertelan benda asing (makanan) yang menyumbat jalan napas secara tiba-tiba, maka akan terjadi sumabatan total akut. Sumbatan total juga bisa terjadi secara perlahan (insidious) yang diawali dari sumbatan parsial terlebih dahulu, misalnya adanya akumulasi darah di jalan napas yang tidak ditangani dengan segera. Sumbatan karena benda asing pada jalan napas sering disebut dengan istilah Foreign Body Airway Obstruction (FBAO) (YAGD 118, 2011). Korban sadar yang tersedak biasanya dapat ditangani dengan cepat jika orang yang ada disekitarnya mengenali tanda-tanda kegawatan yang timbul saat korban tersebut tersedak.
Kunci keberhasilan dalam penanganan korban yang tersumbat benda asing adalah tanda-tanda bahwa korban tersebut tersumbat jalan napasnya oleh benda asing. Tanda-tanda korban yang FBAO antara lain korban akan kesulitan bernapas, batuk yang tidak bersuara, tidak dapat bersuara, sianosis bahkan tidak dapat bernapas. Selain itu juga bisa terlihat korban akan memegang lehernya. Jika ditemukan kasus seperti ini, harus segera ditanyakan pada korban “apakah anda tersedak?”, jika korban mengangguk berarti korban mempunyai sumbatan di jalan napas. Segera lakukan teknik membebaskan jalan napas dari sumbatan benda asing, yaitu pada orang dewasa dengan cara:

  • Lakukan Heimlich maneuver pada korban sampai benda asing keluar
  • Jika benda terlihat, lakukan sapuan jari
  • Aktifkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
  • Cek nadi, jika tidak teraba lakukan resusitasi jantung paru

Cara melakukan Heimlich maneuver dengan posisi korban berdiri atau duduk adalah tangan kita, kita lingkarkan ke pinggang korban. Posisi tangan kita berada dibawah prosesus xipoideus (PX) dan diatas umbilicus korban. Korban kita buat sedikit roboh kedepan. Tangan kiri yang melekat pada perut korban dikepalkan dan tangan kanan berada diatas tangan kiri kita. Setelah itu tekan yang kuat pada daerah perut korban dengan cepat dari arah dalam keatas. Jika posisi korban supinasi dan tidak sadar, maka posisi kita adalah berlutut atau mengangkangi paha klien. Lengan kiri kita diatas lengan kanan atau sebaliknya sesuai dengan kekuatan tangan dengan posisi dibawa PX dan diatas umbilicus korban. Kemudian dorong dengan cepat dari arah dalam keatas (Proehl, 1999)

 
                        

Sumbatan juga bisa terjadi pada anak dan bayi.  Angka kematiannya pun cukup tinggi yaitu sekitar 90% pada anak < 5 tahun. Sedangkan pada bayi 65% terjadi karena adanya aspirasi cairan. Sumbatan jalan napas bisa terjadi pada anak, karena anak cenderung mempunyai kebiasaaan untuk memasukkan apapaun yang ada berserakan dilantai ke mulut anak seperti makanan kecil, permen, mainan kecil dan lain sebagainya. Tanda yang bisa dikenali, jika sumbatannya ringan pada anak, maka anak masih dapat batuk dan bersuara, tetapi sulit bernapas. Jika sumbatannya berat, maka korban tidak dapat batuk dan bersuara. Jika sumbatan ringan, jangan dilakukan apapun, biarkan korban secara fisiologis membersihkan jalan napasnya sendiri dengan batuk (YAGD 118, 2011). Sumbatan yang berat pada anak dapat dilakukan penatalaksanaan dengan Heimlich maneuver sampai benda tersebut keluar. Sedangkan pada bayi yang masih sadar, bisa dilakukan back blows sebanyak 5 kali yang diikuti dengan 5 x chest thrust berulang-ulang sampai benda keluar atau jatuh tidak sadar. Jika bayi tidak sadar dan nadi tidak teraba, maka lakukan resusitasi jantung paru (RJP). Dan saat melakukan ventilasi, pastikan bendanya sudah tidak menyumbat jalan napas. Sapuan jari tidak direkomendasikan jika benda tidak tampak pada faring karena hal ini akan mendorong benda tersebut masuk kedalam orofaring dan menyebabkan kerusakan pada organ tersebut (Proehl, 1999).
Caranya back blows dan chest thrust pada bayi adalah: bayi posisi pronasi diatas lengan bawah tangan kanan kita. Pegang rahang bayi untuk menopang kepala bayi dengan tangan kanan. Lakukan back blow dengan tumit tangan kiri kita dengan kuat di antara tulang belikat korban sebanyak 5 kali. Kemudian posisi bayi dirubah ke posisi supinasi, dengan tangan kiri menopang kepala dan leher bayi yang ditempatkan diatas paha kita. Lakukan chest thrust dengan posisi jari setingkat dibawah nipple bayi dan jari tengah dan manis disternum bayi untuk memberikan tekanan saat chest trust. Dilakukan sampai benda asing keluar (Proehl, 1999).


Obstruksi Parsial
Pada obstruksi parsial, korban masih bisa bernapas, dam masih bisa bersuara. Selain itu adanya sumbatan parsial juga menimbulkan berbagai suara tergantung dengan penyebabnya. Seperti halnya suara “Gurgling” yang timbul karena adanya cairan dijalan napas seperti akumulasi darah, sekret, aspirasi lambung dan lain-lain. Hal ini biasa diatasi dengan cara penghisapan atau disebut juga suction. Selain itu ada suara “Snoring” yang timbul seperti suara mengorok yang biasanya bisa terjadi pada korban yang tidak sadar yang menyebabkan lidah jatuh ke belakang. Suara ini juga bisa terjadi jika korban terjadi patah tulang rahang bilateral. Hal ini bisa diatasi secara manual atau dengan alat untuk menahan lidah jatuh ke belakang. Ada juga suara “Crowing atau Stridor” yang disebabkan karena penyempitan larink atau trakea akibat adanya edema atau bisa juga desakan neoplasma. Edema bisa terjadi jika terkena luka bakar dan radang. Hal ini bisa diatasi dengan kolaborasi trakeostomi (YAGD 118, 2011).


PUSTAKA
Proehl, J.A. 1999. Emergency Nursing Procedures. 2nd Ed. Philadelphia: W.B. Saunder Company
Tim YAGD 118. 2011. Buku Panduan: Basic Trauma Life Support and Basic Cardiac Life Support. Edisi ke 4. Jakarta: Yayasan AGD 118


NUMPANG SHARE:

Berita gembira untuk para pengguna android, saat ini android menyediakan aplikasi whaff di google play. Apakah aplikasi Whaff rewards tersebut? aplikasi tersebut adalah aplikasi yang dapat memberikan recehan dollar bagi pengguna aplikasi terserbut. Kenapa tidak..ketika kita menginstal aplikasi tersebut aja dengan login dan memasukan kode kunci untuk start aplikasi kita sudah mendapatkan 0.30$. Recehan dollar akan kita dapat kembali jika kita mendownload dan menginstal games atau aplikasi yang tersedia di whaff tersebut dengan besaran yang diperoleh sekitar 0.05$. semakin banyak mendownload aplikasi dan memainkan aplikasi yang disediakan di whaff tersebut, recehan dollar akan semakin terkumpul. Dollar tersebut dapat diuangkan melalui sistem Paypal. Proses penguangan menggunakan paypal sangat mudah, bisa anda cari di internet. Cara mendownload dan menginstal aplikasi whaff adalah sebagai berikut:

1.Klik Play Store
2.Search Whaff Reward
3.Download 
4.Login Via Facebook
5.Setelah Login Akan Di Suruh Masukin Kode, Masukin kode BS75512 Maka Akan Mendapatkan Bonus 0.30$
6.Download Applikasi Yang Tersedia Di Whaff, Setiap Aplikasi Dihargai "$" Berbeda Beda
7.Kumpulkan MINIMAL PAYOUT 10$ baru bisa diuangkan lewat paypal


Cobalah tidak akan merugi

No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *