Cari Blog Ini

Monday 26 September 2011

CONTOH BENTUK LAPORAN INTERPRESTASI GAMBARAN EKG KEPERAWATAN

INTERPRETASI EKG
( ELEKTROKARDIOGRAM )








Disusun Oleh :
Ns. DODY SETYAWAN, S.Kep
G6B 009 014

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XV
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010




ELEKTROKARDIOGRAFI

A.      ANATOMI JANTUNG DAN SISTEM KONDUKSI
Jantung terdiri dari 4 ruang yang berfungsi sebagai pompa, yaitu atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Hubungan fungsional antara atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan hantar khusus yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut terdiri dari nodus Sinoatrial (SA), nodus Atrioventrikuler ( AV), berkas His dan serabut Purkinje.
1.                 Nodus SA
Terletak pada pertemuan antara vena kava superior dengan atrium kana. Sel-sel dalam nodus SA secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls dengan frekuensi 60-100 x/ menit.
2.                Nodus AV
Terletak diantara sinus koronarius pada dinding posterior atrium kanan. Sel-sel dalam nodus AV mengeluarkan impuls lebih rendah dari nodus SA yaitu 40-60 x/ menit.
3.               Berkas His
Nodus AV kemudian menjadi berkas His yang menembus jaringan pemisah miokardium atrium dan miokardium ventrikel, selanjutnya berjalan pada septum ventrikel yang kemudian bercabang menjadi dua menjadi berkas kanan dan berkas kiri ynag kemudian menuju endokardium ventrikel kanan dan kiri. Berkas tersebut bercabang menjadi serabut-serabut Purkinje.
4.              Serabut Purkinje
Serabut Purkinje mampu mengeluarkan impuls denagn frekuensi 20-40 x/ menit.



B.       ELEKTROFISIOLOGI SEL OTOT JANTUNG
Sel otot  jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membran sel ini kira-kira -90 milivolt. Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu Kalium, Natrium dan Kalsium.
Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion Natrium denagn cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan depolarisasi. Setelah depolarisasi, terjadi pengembalian muatan ke keadaan semula yang dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut disebut Aksi Potensial.

C.      ELEKTROKARDIOGRAM
     Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 2 jenis sandapan pada EKG, yaitu :
1.      Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena sandapan ini hanya merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, sandapan ini ditandai dengan angka romawi I,II dan III.
·         Sandapan I
     Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan negatif dan tangan kiri bermuatan positif.
·         Sandapan II
     Merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
·         Sandapan III
     Merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kiri bermuatan negative dan kaki kiri bermuatan positif.
2.      Sandapan Unipolar
            Sandapan unipolar terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
·         Sandapan unipolar ekstremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ekstremitas, elektroda eksplorasi diletakkan pada ekstremitas yang akan diukur. Gabungan elektroda-elektroda pada ekstremitas yang lain membentuk elektroda indiferen.
·         Sandapan unipolar prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi yang ditempatkan pada beberapa tempat dinding dada. Elektroda indiferen diperoleh denagn menggabungkan ketiga elektroda ekstremitas.

D.       INDIKASI
Digunakan untuk mendapatkaninformasi kegiatan listrik pada kondisi-kondisi sebagai berikut:
1.      Disritmia jantung
2.      Iskemia miokard (angina pektoris)
3.      Lokasi dan perluasan daerah infark miokard
4.      Hipertrofi jantung
5.      Ketidakseimbangan elektrolit
6.      Keefektifan obat-obat jantung

E.        PROSEDUR
Alat-alat yang dibutuhkan:
1.   Mesin elektrokardiogram
2.   Elektroda ektremitas
3.   Elektroda isap (suction electrode)
4.   Kawat penghubung klien dan kawat penghubung tanah/ grounding
5.   Kapas dan alcohol
6.   Elektroda jelly

Persiapan klien dan peralatan
     Perekaman yang dilakukan adalah 12 sadapan lengkap yaitu: standar leads, unipolar leads dan precordial leads. Kabel yang digunakan ada 2 macam yaitu 4 kabel terpisah untuk ekstremitas dan 6 kabel untuk sadapan prekordial.

Persiapan Klien
1.   Anjurkan klien untuk berbaring dengan tenang dan daerah dada dibuka. Berikan penjelasan mengenai tujuan dan jalannya prosedur pemeriksaan. Kepala diberikan bantal dan perhiasan yang dipakai dilepaskan.
2.   Bersihkan permukaan kulit kedua pergelangan tangan dan kaki dengan menggunakan kapas beralkohol.
3.   Berikan keempat elektroda ekstremitas dengan EKG jelly secukupnya dan pasang elektroda tersebut di tempat yang telah dibersihkan.
4.   Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai berikut:
·         Kabel RA (right arm) merah dihubungkan dengan elektroda tangan kanan
·         Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan dengan elektroda tangan kiri
·         Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan dengan elektroda di kaki kiri
·         Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan dengan elektroda di kaki kanan
5.   Bersihkan permukaan kulit dada dengan kapas alcohol, berikan jelly juga, pasang elektroda di tempat yang telah dibersihkan.
6.   Hubungkan kabel penghubung klien dengan elektroda sebagai berikut:
·         C1: ICS 4 garis sternal kanan, dengan kabel merah
·         C2: ICS 4 garis sternal kiri, dengan kabel kuning
·         C3: pertengahan garis lurus antara C1 dan C2, warna hijau
·         C4: ICS 5 kiri di garis midklavikula
·         C5: titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar C4
·         C6: titik potong garis aksila kiri dengan garis mendatar dari C4 dan C5
·         C1 dan C2 merupakan titik untuk mendengarkan bunyi jantung I dan II

F.        DAFTAR PUSTAKA
1.    Hudak & Gallo. Critical care nursing : a holistic approach. (7th edition). Lippincott :                     Philadelphia. 1994
2.    Muhiman. Penatalaksanaan pasien di intensive care unit. Jakarta : BP FKUI. 2001
3.    Diklat AGD 118. Basic Trauma and Cardiac Life Support. Jakarta: AGD 118. 2007
4.    Mykynaocca. (2005). Hand Book ICU 2005. Semarang : FK UNDIP





Nama pasien                : Tn. S
No. Register                : 0101...
Tanggal pemeriksaan   : 23 Juni 2010 pukul 08.15 WIB
Diagnosa                     : STEMI

maaf gambar EKG tidak bisa dilampirkan

Hasil Interpretasi EKG
·      Irama : regular
·      Frekuensi jantung/ HR : 1500/17 = 88 x/menit
·      Gelombang P normal, selalu diikuti oleh gelombang QRS dan gelombang T.
·      Interval PR memanjang : 0,28 detik
·      Gelombang QRS normal : 0,08 detik.
·      Axis : Lead I ( R-S ) : 5-2 = + 3
          Lead aVF ( R-S ) : 4-2 = + 2
Berarti axis normal
·      Terdapat ST Depresi di Lead I, aVL, V5, V6 dan ST Elevasi di Lead III dan aVF

Kesimpulan : Pada gambaran EKG terdapat ST elevasi pada Lead III dan aVF yang berarti bahwa pasien mengalami infark inferior dan ST depresi pada Lead I, aVL, V5, dan V6 menandakan ada iskemia high lateral. Selain itu karena interval PR memanjang, irama regular, dan diikuti gel PQRS maka terdapat AV Block derajat 1










Nama pasien                : Ny. S
No. Register                : 0100...
Tanggal pemeriksaan   : 06 Juli 2010 pukul 13.30 WIB
Diagnosa                     : OMI anteroseptal dan Iskemik Lateral


maaf gambar EKG tidak bisa dilampirkan

Hasil Interpretasi EKG
·      Irama : regular
·      Frekuensi jantung/ HR : 1500/15 = 100 x/menit
·      Gelombang P normal, selalu diikuti oleh gelombang QRS dan gelombang T.
·      Interval PR normal : 0,12 detik
·      Gelombang QRS normal : 0,08 detik.
·      Axis : Lead I ( R-S ) : 10-1 = + 9
          Lead aVF ( R-S ) : 5-0 = + 5
Berarti axis normal
·      Terdapat Q Patologis di V1, V2, dan V3 serta ST depresi di V5 dan V6

Kesimpulan : Pada gambaran EKG terdapat Q patologis di V1, V2, dan V3  menunjukkan adanya OMI anteroseptal serta ST depresi di lead V5 dan V6 menunjukkan iskemik lateral

Ini format sebagai bentuk pembelajaran saja....semoga bermanfaat...thanks


NUMPANG SHARE:

Berita gembira untuk para pengguna android, saat ini android menyediakan aplikasi whaff di google play. Apakah aplikasi Whaff rewards tersebut? aplikasi tersebut adalah aplikasi yang dapat memberikan recehan dollar bagi pengguna aplikasi terserbut. Kenapa tidak..ketika kita menginstal aplikasi tersebut aja dengan login dan memasukan kode kunci untuk start aplikasi kita sudah mendapatkan 0.30$. Recehan dollar akan kita dapat kembali jika kita mendownload dan menginstal games atau aplikasi yang tersedia di whaff tersebut dengan besaran yang diperoleh sekitar 0.05$. semakin banyak mendownload aplikasi dan memainkan aplikasi yang disediakan di whaff tersebut, recehan dollar akan semakin terkumpul. Dollar tersebut dapat diuangkan melalui sistem Paypal. Proses penguangan menggunakan paypal sangat mudah, bisa anda cari di internet. Cara mendownload dan menginstal aplikasi whaff adalah sebagai berikut:

1.Klik Play Store
2.Search Whaff Reward
3.Download 
4.Login Via Facebook
5.Setelah Login Akan Di Suruh Masukin Kode, Masukin kode BS75512 Maka Akan Mendapatkan Bonus 0.30$
6.Download Applikasi Yang Tersedia Di Whaff, Setiap Aplikasi Dihargai "$" Berbeda Beda
7.Kumpulkan MINIMAL PAYOUT 10$ baru bisa diuangkan lewat paypal


Cobalah tidak akan merugi

Saturday 24 September 2011

MINI RISET : EVIDENCE BASED PRACTISE PEMINATAN PROFESI ICU DENGAN TITLE INTERVENSI KEPERAWATAN TINDAKAN HEAD OF BED, ORAL CARE, EARLY MOBILITY (HOM) UNTUK MENCEGAH PNEUMONIA

Abstrak
dody setyawan

Latar belakang.  Hospital acquired pneumonia (HAP) adalah pneumonia yang didapat oleh pasien selama dirawat di rumah sakit. Pencegahan infeksi nosokomial pneumonia dapat dilakukan secara farmakologis maupun non farmakologis. Intervensi keperawatan berupa tindakan Head of bed, Oral care dan Early Mobilization (HOM) merupakan kombinasi dari beberapa strategi non farmakologis. Tindakan ini dapat mencegah atau meminimalkan kejadian HAP dan Ventilator Associated Pneumonia (VAP).

Tujuan. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan tindakan keperawatan HOM untuk mencegah pneumonia pada pasien kritis

Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan proses keperawatan (Nursing Process Approach) pada pasien yang dijadikan sampel dimana pada penelitian ini difokuskan pada tindakan HOM untuk mencegah pneumonia. Sampel diambil dan dipilih dengan metode purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan. Diagnosa infeksi nosokomial pneumonia ditegakkan dengan penilaian Clinical Pulmonary Infection Score (CPIS) dimana nilai CPIS ≥ 6, maka diagnosis nosokomial pneumonia dapat ditegakkan, jika nilai total CPIS < 6 maka diagnosis nosokomial pneumonia disingkirkan.

Hasil. Berdasarkan penilaian dengan CPIS menunjukkan bahwa pasien yang diberikan intervensi HOM, tidak ada yang menunjukkan nilai CPIS ≥ 6, semuanya menunjukkan nilai CPIS < 6 sehingga tidak ada yang terkena infeksi nosokomial pneumonia setelah 48 jam perawatan di ICU RSUD X Surakarta.

Kesimpulan. Kejadian infeksi nosokomial pneumonia merupakan infeksi yang sering dijumpai pada pasien-pasien kritis di ruang ICU. Intervensi keperawatan berupa tindakan HOM merupakan strategi non farmakologi dalam pencegahan dan meminimalkan kejadian infeksi nosokomial pneumonia di ruang ICU. Penilaian CPIS pada tiga pasien yang diberi tindakan HOM di ruang ICU RSUD X Surakarta menunjukkan tidak ada yang terkena pneumonia setelah 48 jam perawatan. Dengan demikian para tenaga medis diharapkan kedepannya untuk lebih mengutamakan life saving dan save care pada pasien kritis untuk meminimalkan atau mencegah kejadian infeksi nosokomial.

Kata kunci                  : head of bed, oral care, early mobility, pneumonia, cpis
Daftar Pustaka            : 16 (2002-2010)

Contact Us

Name

Email *

Message *