Cari Blog Ini

Thursday, 6 November 2014

Family Centered Care (FCC)

FAMILY CENTERED CARE (FCC)


Profesi keperawatan merupakan ladang amal, ilmu dan kemanusiaan. Hal ini dikarenakan bahwa perawat tidak hanya berfokus pada pelayanan yang diberikan kepada pasien atau sering disebut sebagai Patient Centered Care (PCC) tapi juga perawat memberikan pelayanan dengan melibatkan keluarga pasien atau sering disebut Family Centered Care (FCC). Dalam kaitannya dengan PCC, perawat selalu berada disisi pasien, menjaga pasien dan memberikan terapi atau tindakan keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi medis kepada pasien. Peran perawat juga sangat terlihat begitu berarti pada kondisi pasien kritis di tatanan ruang intensive care unit (pembahasan terkait ICU dan pasien kritis sudah ada di blog ini pada posting sebelumnya…silahkan bisa dibaca juga pada postingan sebelumnya). Di ICU perawat harus stanby memonitor kondisi pasien secara terus menerus dan tidak boleh lengah. Jika perawat lengah dalam memonitor kondisi pasien kritis, akan dapat berdampak sangat serius pada pasien tersebut. Misalnya dalam hal pemantauan kondisi pasien kritis dengan gangguang jantung, perawat harus benar-benar memonitor hemodinamik pasien tersebut. Hemodinamik yang tidak stabil, misalnya tekanan darah turun dan frekuensi heart rate juga turun bisa menyebabkan berkurangnya perfusi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini dapat berakibat pada terjadinya MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome) yaitu kegagalan beberapa fungsi organ karena suplay oksigen ke organ-organ tersebut berkurang. Suplay oksigen yang turun akan menyebabkan jaringan tersebut tidak bisa melakukan metabolism aerob (metabolism dengan menggunakan oksigen supaya didapatkan energy dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh) melainkan metabolism anaerob (metabolism tanpa menggunakan oksigen). Metabolism anaerob ini jika berlanjut terus produk yang dihasilkan adalah asam laktat. Penumpukan asam laktat yang terlalu banyak ini sifatnya dapat merusak jaringan, sehingga jaringan mulai dari hipoksia bahkan sampai bisa nekrosis.

Keluarga berdasarkan teori keluarga itu dipandang sebagai suatu hubungan saling ketergantungan dan saling keterikatan. Antar anggota keluarga memiliki rasa kasih sayang yang kuat dan saling memiliki, bahkan ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain akan merasakan kesedihan dan selalu mendampingi supaya cepat sembuh (Gavaghan & Carroll, 2009). Beberapa penelitian atau studi banyak yang menjelaskan dampak anggota keluarga yang sakit terhadap unit keluarga. Dampak tersebut antara lain akan menimbulkan permasalahan psikologis pada anggota keluarga yang tidak sakit bahkan jika masalah psikologis tersebut tidak segera diatasi maka dapat memicu terjadinya permasalahan fisik seperti timbulnya kondisi fisik yang menurun sehingga mudah terkena penyakit. Pada unit ICU, perawat harus menyadari apa yang menjadi kebutuhan keluarga dengan anggota keluarga yang sedang dirawat karena kondisi yang kritis. Akan tetapi, menurut Cannon (2011) antara perawat dan keluarga mempunyai alokasi waktu yang tidak sama, sehingga jarang sekali bertemu saat conference, saat dilakukan prosedur tindakan dan saat visitasi pasien. Perawat cenderung mengesampingkan keluarga saat melakukan conference dan saat dilakukan prosedur tindakan, padahal ini sangan penting bagi keluarga pasien. Keluarga akan kebingungan jika mereka tidak memahami lingkungan ICU dan tidak tahu kondisi anggota keluarganya yang dirawat. Bahkan keluarga dapat memberikan kesimpulan atau persepsi yang salah terkait kondisi pasien atau pelayanan, jika mereka tidak lengkap dalam menerima informasi dan pengetahuan dari perawat di ruang ICU. Hal ini seuai dengan studi dari Morrison (1997) bahwa keluarga pasien terkejut atau kaget saat berada di dalam lingkungan ICU karena merasa tidak ada perbedaan antara siang dan malam, suara yang berisik karena banyaknya alarm alat monitoring pasien yang berbunyi, dan banyaknya selang dan kabel kabel yang ada di pasien.


Menurut Van dan Kautz (2007) menjelaskan bahwa selama pasien dirawat di rumah sakit terutama di ICU, perawat mempunyai peran dalam memberikan dukungan dalam keluarga, mempertahankan integritas keluarga, dan membantu anggota keluarga untuk mampu membantu merawat pasien. Perawat harus bisa menjadi sarana yang memberikan strategi untuk lebih mendekatkan keluarga dalam pelayanan pasien kritis di ICU, karena akan memberikan keuntungan secara psikis dan fisiologis bagi keluarga dan bagi pasien (Cannon, 2011). Pasien akan lebih merasa diperhatikan jika keluarga lebih dekat dengannya, sedangkan keluarga juga lebih tenang karena lebih dekat dengan pasien.

Beberapa tindakan yang dapat diterapkan sebagai bentuk aplikasi di tatanan klinik terkait penerapan Family Centered Care (FCC):
1.  Orientasi keluarga: Mengorentasikan keluarga di lingkungan tatanan klinis atau ICU baik lingkungannya, peralatan-peralatannya, dan tindakan medisnya.
2.  Terbentuknya Family Care Specialist (FCS): Perawat yang tergabung dalam FCS ini yang mengkoordinasi dan bertanggungjawab dalam menerapkan strategi supaya keluarga juga terlibat dalam perawatan pasien kritis
3.      Visitasi terbuka: visitasi dengan melibatkan keluarga didalamnya
4.      Mengijinkan keluarga untuk ada didekat pasien selama pasien dilakukan tindakan/prosedur
5.      Dibentuk dan dijalankannya family support group
6.      Mendorong keterlibatan keluarga dalam perawatan

(Sumber gambar: http://www.durhamcollege.ca/)

Inti dari FCC adalah melibatkan keluarga dalam perawatan pasien di ICU. FCC tidak hanya meningkatkan kepuasan keluarga, tetapi juga bagi perawat supaya memandang bahwa pasien itu adalah bagian dari suatu sistem keluarga. Keluarga harus berpartisipasi secara tepat dalam keterlibatannya merawat anggota keluarganya yang sedang sakit. Keluarga tidak hanya terlibat tetapi juga membutuhkan informasi. Informasi yang disediakan oleh tim medis dan keperawatan akan mengurangi kecemasan yang dialami oleh keluarga. Perawat juga harus mampu memelihara keutuhan dan dukungan keluarga selama fase stress yang dialami oleh keluarga tersebut. INGAT: DUKUNGAN KELUARGA ADALAH HAL YANG SANGAT BERARTI BAGI PASIEN KONDISI KRITIS.


Daftar Pustaka:

Cannon, S. 2011. Family Centered Care in the Critical Care Setting. Dimens Crit Care Nurs. 30(5):241/245

Gavaghan SR & Carroll DL. 2009. Families of Critically Ill Patients and the Effect of Nursing Interventions. Dimens Crit Care Nurs. 29(3):28-33.

Morrison M. 1997. Body-Guarded: The Social Aesthetics of Critical Care. In: deRase M, Grace VM, eds. Bodily Boundaries, Sexualized Genders and Medical Discourse. Palmerston North, New Zealand: The Dunmore Press Ltd.

Van Horn E, Kautz D. 2007. Promotion of Family Integrity in the Acute Care Setting. Dimens Crit Care Nurs. 26(3):101-107.


NUMPANG SHARE:

Berita gembira untuk para pengguna android, saat ini android menyediakan aplikasi whaff di google play. Apakah aplikasi Whaff rewards tersebut? aplikasi tersebut adalah aplikasi yang dapat memberikan recehan dollar bagi pengguna aplikasi terserbut. Kenapa tidak..ketika kita menginstal aplikasi tersebut aja dengan login dan memasukan kode kunci untuk start aplikasi kita sudah mendapatkan 0.30$. Recehan dollar akan kita dapat kembali jika kita mendownload dan menginstal games atau aplikasi yang tersedia di whaff tersebut dengan besaran yang diperoleh sekitar 0.05$. semakin banyak mendownload aplikasi dan memainkan aplikasi yang disediakan di whaff tersebut, recehan dollar akan semakin terkumpul. Dollar tersebut dapat diuangkan melalui sistem Paypal. Proses penguangan menggunakan paypal sangat mudah, bisa anda cari di internet. Cara mendownload dan menginstal aplikasi whaff adalah sebagai berikut:

1.Klik Play Store
2.Search Whaff Reward
3.Download 
4.Login Via Facebook
5.Setelah Login Akan Di Suruh Masukin Kode, Masukin kode BS75512 Maka Akan Mendapatkan Bonus 0.30$
6.Download Applikasi Yang Tersedia Di Whaff, Setiap Aplikasi Dihargai "$" Berbeda Beda
7.Kumpulkan MINIMAL PAYOUT 10$ baru bisa diuangkan lewat paypal

Cobalah tidak akan merugi



No comments:

Post a Comment

Contact Us

Name

Email *

Message *