Cari Blog Ini

Wednesday 25 June 2014

TERAPI MUSIK RELAKSASI DAN NATURE SOUND



INTERVENSI TERAPI MUSIK RELAKSASI DAN SUARA ALAM

(NATURE SOUND) TERHADAP TINGKAT NYERI DAN KECEMASAN PASIEN: LITERATURE REVIEW



Intervention of Relaxation Music Therapy and Nature Sound to Pain and Anxiety Level of Patient: Literature Review



Dody Setyawan



ABSTRAK

Penatalaksanaan nyeri dan kecemasan yang dialami oleh pasien dapat dilakukan dengan pendekatan farmakologis dan non-farmakologis. Pemberian analgetik dan sedatif tidak bisa langsung menghilangkan nyeri dan kecemasan pasien bahkan jika berlebihan bisa menimbulkan depresi pernapasan dan ketidakstabilan kardiovaskuler sehingga perlu dilengkapi dengan pendekatan non-farmakologis seperti penggunaan terapi musik relaksasi dan suara alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efektifitas musik relaksasi, suara alam dan kombinasi keduanya terhadap nyeri dan kecemasan pasien. Metode yang digunakan adalah literature review dengan studi kepustakaan dan pencarian elektronik yang menggunakan search engine EBSCOhost (MEDLINE), GALE (infotract.galegroup) dan google dengan kata kunci yang digunakan yaitu patients, anxiety, pain, relaxation, music, dan nature. Kriteria pemilihan sumber antara lain artikel, karya ilmiah atau buku yang membahas tentang teknik relaksasi, terapi musik, dan suara alam yang difokuskan pada nyeri dan kecemasan serta dipublikasikan tahun 2002-2012 dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Hasil dari pencarian didapatkan 20 artikel penelitian (dua diantaranya systematic review) yang memenuhi kriteria. Hasil review dari beberapa artikel penelitian tersebut menunjukkan bahwa 76% perawatan standar ruangan yang dikombinasikan dengan terapi musik lebih efektif menurunkan tingkat kecemasan dan 76,2% efektif menurunkan tingkat nyeri pada pasien dibandingkan tanpa terapi musik. 75% perawatan standar yang dikombinasikan dengan terapi suara alam lebih efektif menurunkan kecemasan dan 100% efektif menurunkan tingkat nyeri pasien dibandingkan tanpa terapi suara alam. Perawatan standar yang dikombinasikan dengan gabungan antara terapi musik relaksasi dan suara alam menunjukkan bahwa 100% efektif menurunkan nyeri dan kecemasan pasien. Intervensi keperawatan non-farmakologis seperti terapi musik, suara alam dan kombinasi keduanya bukan bersifat menggantikan fungsi manajemen nyeri dan kecemasan pasien namun sebagai pelengkap intervensi farmakologi dalam tatanan klinik.

Kata Kunci: kecemasan, musik relaksasi, nyeri, suara alam



ABSTRACT

Management of pain and anxiety experienced by patients can be performed with pharmacologic and non pharmacologic approaches. Providing analgesic and sedative can’t immediately relieve pain and anxiety of patients even if excessive can cause respiratory depression and cardiovascular instability, so it needs to be equipped with non pharmacologic approaches such as the use of relaxation music therapy and nature sounds. The aim of this study was determine the extent to which the effectiveness of relaxation music, nature sounds and combination of both to the patient's pain and anxiety. The method was literature review with library studying and electronic searching by search engine EBSCOhost (MEDLINE), GALE (infotract.galegroup) and google with keyword patients, anxiety, pain, relaxation, music, and nature. Source selected criteria such us articles, scientific work or books about relaxation techniques, music and nature sound therapy which focused in pain and anxiety, published in 2002-2012 with Indonesian or English. The result of search, there were 20 research articles (two of them were systematic review). The result of review from that research articles showed that 76% standard care which combined with music therapy more effective to reduce anxiety and 76,2% effective to reduce pain of patients than without music therapy. 75% standard care which combined with nature sound more effective to reduce anxiety and 100% effective to reduce pain than without nature sound therapy. Standard care which combined with relaxation music and nature sound showed that 100% effective to reduce pain and anxiety of patients. Non pharmacologic nursing intervention such us music therapy, nature sound, and combine of both were not replacing the function of management pain and anxiety of patients but as complementary pharmacologic intervention in clinic.

Keyword: anxiety, relaxation music, pain, nature sound





PENDAHULUAN

Kecemasan dan rasa nyeri pasti pernah dirasakan oleh semua orang. Kecemasan bisa dirasakan orang sehat maupun sakit sebagai sebuah bentuk kekhawatiran terhadap sesuatu. Rasa cemas menjadi hal yang sering dirasakan oleh setiap orang misalnya cemas saat menghadapi ujian, saat menanti kelahiran anak pertama, dan cemas menghadapi sesuatu yang baru pertama dilakukan. Kecemasan juga dirasakan oleh orang yang sakit, misalnya cemas karena prognosis penyakitnya yang tidak membaik, biaya pengobatan yang tinggi, ketidaknyamanan fisik, saat akan menghadapi prosedur operasi atau tindakan medis yang lain serta cemas takut mati karena keganasan penyakitnya. Lingkungan yang baru dan adanya suara-suara disekitar pasien dimana mereka dirawat juga akan menimbulkan rasa cemas. Kecemasan-kecemasan tersebut juga dirasakan oleh pasien dengan kondisi kritis terkait kondisi penyakitnya yang dapat memburuk dengan tiba-tiba. Kecemasan cenderung merangsang keluarnya epineprin dan norepineprin sehingga meningkatkan denyut jantung, frekuensi napas, kebutuhan oksigen jantung dan tekanan darah. Hal ini sangat beresiko pada pasien kritis seperti halnya pasien dengan penyakit jantung karena bisa menimbulkan kematian yang mendadak (Bradt & Dileo, 2009).

Nyeri juga sering dirasakan pada pasien dengan penyakit-penyakit tertentu atau yang sedang mendapatkan tindakan invasif tertentu misalnya pasien dengan post operasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft) atau bedah jantung, prosedur medis, prosedur biopsi, pasien kanker, dan pasien dengan transplantasi sumsum tulang. Selain itu nyeri juga identik dirasakan pada pasien dengan kondisi kritis karena banyaknya prosedur invasive sebagai bentuk penatalaksanaan terapinya, seperti halnya pasien yang menggunakan alat bantu nafas ventilasi mekanik dengan terpasang endhotrakheal tube atau tracheostomy tube. Nyeri tersebut bisa sebagai bentuk tanda dan gejala dari suatu penyakit tetapi juga bisa sebagai bentuk kerusakan jaringan tubuh karena prosedur medis invasif. Nyeri yang kuantitasnya sering dirasakan pasien maka dapat memicu timbulnya kecemasan atau sebaliknya kecemasan yang berlebihan pada pasien akan memperberat rasa nyeri yang dialaminya. Semakin tinggi tingkat kecemasannya maka nyeri yang dirasakan juga semakin bertambah dan bisa menghambat proses penyembuhan (Susanne et al, 2011).

Berdasarkan hasil observasi di beberapa rumah sakit umum pusat atau daerah bahwa rata-rata nyeri dan kecemasan yang dialami oleh pasien yang dirawat di rumah sakit terutama pasien kritis berada pada kategori tingkat sedang dan berat, sehingga perlu penatalaksanaan yang tepat. Managemen yang tepat dalam penanganan nyeri dan kecemasan yang dialami oleh pasien harus diterapkan oleh tim medis, perawat dan tim kesehatan yang lain sesuai bidangnya. Managemen kecemasan dan nyeri yang bisa dilakukan adalah dalam bentuk farmakologis dan non-farmakologis. Pemberian terapi farmakologis seperti analgetik dan sedatif tidak bisa langsung menghilangkan nyeri dan kecemasan yang dialami pasien baik pasien yang mendapatkan prosedur invasif atau pasien kritis. Penggunaan obat tersebut juga mempunyai efek samping terjadinya depresi pernapasan dan ketidakstabilan kardiovaskuler jika berlebihan (Gregory et al, 2003). Hal ini seperti yang dituliskan dalam disertasi Ling Chun Chiang (2012) bahwa pada pasien penyakit tahap lanjut seperti pasien kanker lanjut yang menghadapi proses kematian maka nyeri dan kecemasan akan sangat dirasakan dan sulit dikelola dengan penggunaan terapi farmakologis. Dengan demikian dalam pengelolaan nyeri dan kecemasan pasien perlu adanya tambahan pendekatan non-farmakologis seperti teknik relaksasi.

Badan penelitian kesehatan dan kualitas perawatan kesehatan di Ronchester, Minnesota merekomendasikan bahwa managemen nyeri dan kecemasan bisa dilakukan dengan teknik relaksasi seperti musik dan suara alam (nature sound), distraksi misalnya gambar alam yang ditempatkan di ruangan perawatan, hipnosis dan guided imagery (Susanne et al, 2011 & Gregory et al, 2003). Terapi relaksasi telah dipostulat sebagai terapi yang mampu menurunkan status emosional dan menginduksi kedalam keadaan dominasi parasimpatis melalui penenang korteks serebral. Teknik relaksasi menunjukkan efek terapetik yang significant seperti menurunkan kecemasan, nyeri dan mengurangi beban kerja saraf simpatis pasien. Teknik relaksasi yang akhir-akhir ini banyak diterapkan adalah dengan terapi musik relaksasi. Musik sebagai terapi integratif yang positif untuk mengurangi kecemasan dan nyeri pasien (Doris et al, 2005).  Musik yang lembut seperti musik klasik, jazz dan pop mampu mengendorkan beban kerja sistem saraf dan organ tubuh (Firman Faradisi, 2009). Penelitian Dileo tahun 1995 dan 2007 yang terdokumentasikan dan dipublikasikan dalam The Cochrane Library (2009) menyatakan bahwa musik memberikan pengaruh terhadap nyeri dan kecemasan pasien sebelum dan setelah pembedahan, pasien onkologi, pasien pediatric, pasien kritis dan pasien yang mendapatkan prosedur invasif. Selain itu musik juga berpengaruh terhadap tekanan darah, denyut jantung dan kerja neurology.

Mendengarkan suara alam juga merupakan salah satu teknik relaksasi. Suara alam seperti suara air hujan, aliran sungai, suara burung di hutan, suara ombak pantai dan suara hembusan angin merupakan suara-suara yang dekat dengan setiap orang dalam kehidupan sehari-harinya tetapi penggunaan suara alam tersebut dalam tatanan klinik masih jarang dilakukan. E.O.Wilson dalam bukunya Biophilia mengemukakan bahwa manusia memiliki daya tarik bawaan dengan alam sehingga interaksinya dengan alam memiliki efek terapetik terhadap manusia itu sendiri (Noah Letchtzin et al, 2005)

Berdasarkan hal diatas maka perlu dilakukan literature review untuk mengetahui sejauh mana efektifitas musik relaksasi, suara alam dan kombinasi keduanya terhadap nyeri dan kecemasan pasien.





METODE PENELITIAN

Bentuk penelitian ini adalah literature review. Sumber-sumber didapat dari studi kepustakaan dan hasil pencarian elektronik yang menggunakan search engine EBSCOhost (MEDLINE), GALE (infotract.galegroup) dan google dengan kata kunci yang digunakan untuk pencarian jurnal internasional yaitu patients, anxiety, pain, relaxation, music, dan nature, sedangkan untuk jurnal nasional yaitu pasien, cemas, nyeri, relaksasi, musik, dan suara alam. Kriteria yang ditetapkan dalam proses seleksi sumber-sumber yang digunakan adalah (1) Artikel, karya ilmiah dan buku yang membahas tentang teknik relaksasi, terapi musik, dan suara alam pada pasien yang difokuskan pada nyeri dan kecemasan pasien, (2) Dipublikasikan tahun 2002-2012, (3) metode penelitian yang digunakan dalam artikel yang didapat adalah eksperimental dan (4) Menggunakan bahasa Inggris atau Indonesia.





HASIL DAN PEMBAHASAN

        Hasil dari pencarian didapatkan 20 artikel (dua diantaranya systematic review) yang memenuhi kriteria. Hasil review dari beberapa penelitian didapatkan ada 76% (dari 25 penelitian) yang menunjukkan bahwa perawatan standar ruangan yang dikombinasikan dengan terapi musik lebih efektif dalam menurunkan kecemasan dan 76,2% (dari 21 penelitian) terapi musik tersebut juga efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pasien dibandingkan dengan perawatan standar ruangan tanpa terapi musik. 75% (dari empat penelitian) perawatan standar yang dikombinasikan dengan terapi suara alam menunjukkan lebih efektif dalam menurunkan kecemasan dan 100% dari dua hasil penelitian juga mengatakan suara alam efektif menurunkan tingkat nyeri pasien jika dibandingkan dengan perawatan standar ruangan tanpa terapi suara alam. Jika dibandingkan antara terapi musik dan suara alam maka diketahui ada satu penelitian yang mengatakan bahwa musik lebih efektif dalam menurunkan kecemasan dibandingkan dengan suara alam, akan tetapi sampel yang digunakan adalah orang dengan kondisi sehat. Perawatan standar yang dikombinasikan dengan gabungan antara terapi musik relaksasi dan suara alam menunjukkan bahwa 100% (dari dua penelitian) terapi kombinasi tersebut efektif dalam menurunkan kecemasan dan nyeri pasien jika dibandingkan dengan perawatan standar tanpa kombinasi terapi tersebut (Tabel 1, 2, dan 3). Rata-rata jenis musik relaksasi yang digunakan dalam beberapa penelitian tersebut adalah jenis musik yang lembut, musik klasik dan musik tradisional yang semuanya tidak menggunakan lirik dengan beat 60-80 beat per minutes (bpm). Suara alam yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut rata-rata adalah suara burung di hutan, suara gemericik air hujan, suara katak di persawahan, suara gelombang dan hembusan angin pantai serta suara air terjun. Hasil review juga menjelaskan bahwa terapi ini didengarkan selama lebih kurang 20-30 menit dengan kondisi pasien dibuat senyaman mungkin, rileks, lingkunan dimodifikasi tenang dan pasien bisa diistruksikan untuk menutup mata sementara supaya lebih rileks. Media yang digunakan rata-rata adalah CD player atau MP4 player dengan headphone atau earphone.



Terapi Musik Relaksasi dan Suara Alam Efektif Menurunkan Nyeri dan Kecemasan Pasien

Musik dan suara-suara alam terbukti dalam beberapa penelitian dapat menurunkan nyeri dan kecemasan pada pasien. Musik dan suara alam dapat meminimalkan persepsi pasien terhadap suara-suara di lingkungan sekitarnya atau pikiran-pikiran yang membuat cemas dan meningkatnya nyeri pada pasien tersebut. Beberapa penelitian tentang musik sebagai terapi dikatakan bahwa ada konvergensi yang terjadi antara input sensorik seperti halnya terapi musik relaksasi, suara alam serta kombinasi keduanya dan output saraf yang mengatur rasa sakit dan respon stress (Susanne et al, 2011). Selain musik yang lembut yang memberikan pengaruh relaksasi pada tubuh, suara alam juga bermanfaat dan berpengaruh terhadap nyeri dan kecemasan pasien. Suara alam sangat dekat dengan setiap orang dalam kehidupan sehari-harinya dan manusia memiliki daya tarik bawaan dengan alam sehingga interaksinya dengan alam memiliki efek terapetik terhadap manusia itu sendiri (Noah Letchtzin et al, 2005).

Baik musik, suara alam ataupun kombinasi keduanya berdasarkan hasil diatas berpengaruh terhadap penurunan nyeri dan kecemasan pada pasien. Didalam tubuh manusia terdapat analgetik natural yaitu enkefin, endorphin, dan dinorfin. Endorphin adalah neurohormone yang berkaitan dengan sensasi yang menyenangkan. Saat endorphin dikeluarkan oleh otak maka akan mengurangi nyeri dengan mengaktifkan sistem parasimpatik untuk relaksasi tubuh dan menurunkan tekanan darah, respirasi dan nadi. Proses relaksasi akan memberikan pesan ke hipotalamus untuk mengurangi skresi neuropeptida sehingga merangsang sistem saraf simpatis yang akan menghasilkan suatu kondisi yang nyaman. Pengurangan sekresi neuropeptida juga menurunkan pelepasan katekolamin sehingga terjadi penurunan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, hambatan pembuluh darah dan konsumsi oksigen oleh tubuh. Dengan demikian relaksasi akan memberikan pengaruh terhadap aspek psikologis dan fisiologis. Selain endorphin, norehineprin dan serotonin juga dapat mengurangi nyeri dengan cara memodulasi impuls desending dari otak. Sistem control desending adalah suatu sistem serabut yang berasal dari dalam otak bagian bawah dan bagian tengah (terutama periaqueductal gray matter) dan berakhir pada serabut interneuronal inhibitor dalam cornu dorsalis dari medulla spinalis. Sistem ini kemungkinan selalu aktif. Keadaan aktif inilah yang mencegah transmisi terus menerus stimulus terhadap nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

Secara fisiologis didalam tubuh, musik relaksasi, suara alam dan kombinasi keduanya juga dapat menstimulus akson-akson serabut saraf ascendens ke neuoron-neuron RAS (Reticular Activating System). Stimulus ditransmisikan ke area korteks serbral, sistem limbik dan korpus kalosum melalui area saraf otonom dan sistem nueroendokrin. Ketika musik-musik tersebut diputar, sistem limbik akan terstimulus menghasilkan sekresi feniletilamin, yang merupakan suatu neuroamin yang bertanggung jawab pada mood seseorang. Pada saraf otonom, stimulus suara musik tersebut menyebabkan sistem saraf parasimpatis berada diatas sistem saraf simpatis sehingga merangsang gelombang otak alfa yang menghasilkan kondisi nyaman (Devi Darliana, 2008). Suara musik tersebut selain menstimulus munculnya gelombang alfa (7-13 Hz), juga menstimulus munculnya gelombang delta (0,5-4 Hz) dan theta (4-8 Hz). Gelombang delta mengindikasikan bahwa kondisi pasien berada dalam keadaan sangat nyaman karena dalam keadaan ini gelombang otak semakin melambat sehingga terjadi kondisi tidur yang sangat dalam pada pasien. Sedangkan gelombang alfa merupakan pintu masuk ke dalam pikiran bawah sadar dimana informasi akan masuk kedalam pikiran bawah sadar. Pada kondisi ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman, tenang dan bahagia. Gelombang theta juga berperan dalam pelepasan stress karena otak mengeluarkan melatonin, catecholamine dan AVP (Arginin –Vasopressin) yang memberi rasa nyaman pada seluruh tubuh (Intani et al, 2012).



Terapi Musik Relaksasi dan Suara Alam Tidak Efektif Dalam Menurunkan Nyeri dan Kecemasan Pasien

Beberapa penelitian ada yang menunjukkan bahwa musik tidak berpengaruh secara significant terhadap nyeri dan kecemasan pasien. Hal ini disebkan oleh beberapa faktor antara lain ukuran sampel yang kecil yang menyebabkan keterbatasan interprestasi hasil, karakteristik responden (pada dasarnya perempuan lebih cenderung mudah cemas dan kurang bisa beradaptasi terhadap suatu keadaan daripada laik-laki), ketidaktepatan dalam penetapan kriteria inklusi sampel dan instrument musik yang digunakan (misalnya bitenya, temponya, jenis musiknya dan musik dengan lirik atau hanya instrument musik saja). Selain itu, kondisi lingkungan sekitar pasien yang tidak bisa dimodifikasi dalam situasi tenang dan pasien yang tidak mengikuti instruksi untuk berada dalam kondisi rileks dapat mengakibatkan terapi tersebut tidak efektif bagi pasien. Hal inilah yang menyebabkan tidak bisa digeneralisasikan bahwa musik secara umum berpengaruh terhadap nyeri dan kecemasan pasien (Alison et al, 2010).





KESIMPULAN DAN SARAN

Terapi musik relaksasi, suara alam, dan kombinasi keduanya secara garis besar merupakan terapi yang efektif dalam menurunkan tingkat nyeri dan kecemasan pasien. Dalam tatanan klinik terapi tersebut merupakan intervensi keperawatan dengan pendekatan non-farmakologis. Intervensi keperawatan non-farmakologis bukan bersifat menggantikan fungsi manajemen nyeri dan kecemasan namun sebagai pelengkap intervensi farmakologi seperti penggunaan obat-obatan analgetik dan sedatif. Terapi tersebut dalam tatanan klinik dapat diimplikasikan pada beberapa kasus baik pada pasien yang di rawat di ruang rawat inap maupun pasien kritis di ruang rawat intensif seperti pasien dengan kanker, pasien pre operasi bedah jantung, pasien Coronary Heart Desease, pasien yang akan dan sedang menjalani bronchoscopy dan colposcopy, pasien yang akan menjalani coronary angiography, pasien anak yang akan diimunisasi, pasien yang akan mendapatkan prosedur invasif, pasien yang akan menjalani bedah mulut, pasien rehabilitasi stroke, pasien luka bakar, pasien di unit gawat darurat dan pasien di ICU/ICCU. Diharapkan dalam tatanan klinik dapat dikembangkan dan diaplikasikan terapi tersebut dengan menyediakan MP4 player dan headphone pada masing-masing bed pasien yang sudah diisi dengan jenis musik yang lembut (calming music) tanpa lirik dengan tempo yang sudah diatur dan jenis suara alam yang digunakan adalah suara alam yang biasa didengar orang dalam kehidupan sehari-hari yang bisa membuat nyaman. Selain itu, diharapkan saat memberikan terapi musik relaksasi dan suara alam tersebut, kondisi lingkungan sekitar dipastikan dalam keadaan tenang dan pasien bersedia untuk mengikuti instruksi dimana pasien harus berada dalam kondisi rileks saat diberikan terapi tersebut. Untuk penelitian kedepannya diharapkan ada yang meneliti tentang pengaruh musik relaksasi, suara alam dan kombinasi keduanya terhadap kualitas tidur pada pasien terutama pasien dengan kondisi kritis di ruang rawat intensif.





DAFTAR PUSTAKA



Akombo, D.O. 2006. Effects of Listening to Music as an Intervention for Pain and Anxiety in Bone Marrow Transplant Patients. A Dissertation. University of Florida

Alison et al. 2010. Using Music to Reduce Noise Stress for Patients in the Emergency Department: A Pilot Study. Music and Medicine 2(4) 201 207.doi:10.1177/1943862110371808

Arslan, S et al. 2007. Effect of Music on Preoperative Anxiety in Men Undergoing Urogenital Surgery. Turki: Australian Journal of Advanced Nursing Volume 26 Number 2

Bradt & Dileo. 2009. Music for Stress and Anxiety Reduction in Coronary Heart Disease Patients. Cochrane Database of Systematic Reviews 2009, Issue 2. Art. No: CD006577.doi: 10.1002/14651858.CD006577.pub2

Bringman et al. 2009. Relaxing Music as Pre-Medication Before Surgery: A Randomised Controlled Trial. Singapore: Acta Anaesthesiol Scand 2009; 53: 759–764.

Chiang L C. 2012. The Effects of Music and Nature Sounds on Cancer Pain and Anxiety in Hospice Cancer Patients. A Dissertation. Frances Payne Bolton School of Nursing: Case Western Reserve University

Darliana, D. 2008. Pengaruh Terapi Musik terhadap Respon Stres Psikofisiologis Pasien yang Menjalani Coronary Angiography di Pelayanan Jantung Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Jakarta: FIK UI press

Doris et al. 2005. Non-Pharmacological Interventions in Older People with Heart Failure: Effects of Exercise Training and Relaxation Therapy. Gerontology 2007;53:74–81.doi: 10.1159/000096427

Faradisi, F. 2009. Perbedaan Efektifitas Pemberian Terapi Murotal dengan Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur Ekstremitas di Rumah Sakit Dr.Moewardi Surakarta. Surakarta: FIK UMS

Forsblom, A., et al. 2010. The Effect of Music and Audiobook Listening on People Recovering From Stroke:The Patient’s Point of View. Music and Medicine 2(4) 229-234.doi:10.1177/1943862110378110

Gregory et al. 2003. Distraction Therapy With Nature Sights and Sounds Reduces Pain During Flexible Bronchoscopy. A Complementary Approach to Routine Analgesia. CHEST 2003; 123:941–948

Intani et al. 2012. Pengaruh Intervensi Musik Gamelan: Ibu Pertiwi Terhadap Penurunan Skor Kecemasan Pasien Pre Kateterisasi Jantung di Unit Pelayanan Jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang: Evidence Based Practice. Semarang: PSIK FK Undip

Ismail, S. 2010. The Effect of Music Anxiety Reduction in Patiens with Ventilator Support. A Thesis of Master of Nursing Science (International Program) Prince of Songkla University

Jonge, J. 2011. The Effect of Music, Nature Visuals and Sounds on Induced Anxiety. Human Technology Interaction. Eindhoven: Master of Science in Human Technology Interaction

Letchtzin, N., et al. 2005. A Randomized Trial of Nature Scenery and Sounds Versus Urban Scenery and Sounds to Reduce Pain in Adults Undergoing Bone Marrow Aspirate and Biopsy. The Journal ff Alternative and Complementary Medicine. Volume 16, Number 9, 2010, pp. 965–972 copyright Mary Ann Liebert, Inc.doi: 10.1089/acm.2009.0531

Mahdipour, R & Nematollahi, N. 2012. The Effect of The Music Listening and The Intensive Care Unit Visit Program on The Anxiety, Stress and Depression Levels of The Heart Surgery Patients Candidates. Iran: J Crit Care Nurs 2012;5(3):133-138

Saadatmand, V et al. 2012. Effect of Nature Based Sounds Intervention on Agitation, Anxiety, and Stress in Patients Under Mechanical Ventilator Support: A Randomized Controlled Trial. Int. J. Nurs. Stud. http://dx.doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2012.11.018

Smeltzer & Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Susanne et al. 2011. Effect of the Combination of Music and Nature Sounds on Pain and Anxiety in Cardiac Surgical Patients: A Randomized Study. Alternative Therapy Health Med. 2011;17(4):16-23

Tracey et al. 2010. Original Sound Compositions Reduce Anxiety in Emergency Department Patients. MJA 2011:195: 694–698.doi:10.5694/mja10.10662

Wijanarko, N. 2007. Efektifitas Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Klien diruang ICU-ICCU Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Semarang: PSIK FK Undip 

             Lampiran

                                              Tabel 3. Hasil Penelitian Efektivitas Terapi Kombinasi Musik dan Suara Alam

NO
PENULIS
JUDUL/TAHUN
METODE
SAMPEL
HASIL
1
Susanne M. et al
Effect of the combination of music and nature sounds on pain and anxiety in cardiac surgical patients: a randomized study/ 2011

Randomized Controlled Trial
Pasien bedah jantung di Rumah Sakit Saint Marys
Rochester, Minnesota dengan jumlah sampel sesuai kriteria inklusi 173 pasien
·   Data menunjukkan adanya penurunan nilai nyeri untuk kelompok musik kombinasi (kombinasi musik dan suara alam) pada sesi kedua hari kedua dibandingan dengan kelompok kontrol (perawatan standard dan sesi istirahat) (p=0,001<0,05)
·   Rata-rata relaksasi pasien untuk kelompok musik kombinasi meningkat pada sesi pertama hari kedua dibandingkan kelompok kontrol (p=0,03<0,05)
·   Dari data ditunjukkan bahwa kelompok musik kombinasi memberikan tingkat kecemasan lebih rendah dan terjadi peningkatan kepuasan secara keseluruhan dibandingkan dengan kelompok kontrol walaupun hasil analisa menunjukkan tidak ada perbedaan yang significant
2
Ling-Chun Chiang
The effects of music and nature sounds on cancer pain and anxiety in hospice cancer patients/ 2012
Randomized Control Trial
Sampelnya adalah pasien kanker yang mengalami nyeri dan cemas serta menerima perawatan di dua Rumah Sakit besar barat daya Taiwan dengan ukuran sampel 124 pasien (31 per kelompok yaitu kelompok musik, kelompok suara alam, kelompok kombinasi musik dan suara alam dan kelompok kontrol)
·   Data grafik menunjukkan bahwa nilai nyeri pasien selalu mengalami penurunan pada kelompok musik posttest hari pertama, kedua dan ketiga
·   Data grafik menunjukkan bahwa nyeri pasien dengan kelompok nature sound juga mengalami penurunan yang significant dari hari pertama sampai hari ketiga
·   Nyeri pasien untuk kelompok kombinasi musik dan suara alam juga mengalami penurunan yang significant pada hari pertama, kemudian hari kedua naik sedikit diatas nilai nyeri hari pertama dan hari ketiga mengalami penurunan significant lebih rendah dari hari pertama
·   Sedangkan untuk pasien pada kelompok kontrol nilai nyeri pada saat pretest dan posttest hari pertama, kedua dan ketiga tidak menunjukkan adanya perbedaan yang significant
·   Data grafik menunjukkan bahwa nilai kecemasan pasien baik untuk kelompok musik, suara alam dan kombinasi keduanya mengalami penurunan yang significant pada hari pertama, kedua dan ketiga daripada kelompok kontrol yang cenderung kecemasannya naik

Tabel 1.Hasil Penelitian Efektivitas Terapi Musik

NO
PENULIS
JUDUL/TAHUN
METODE
SAMPEL
HASIL
1
H. Bringman, K et al

Relaxing music as pre-medication before surgery: a
Randomised controlled trial/ 2009
Randomized Controlled Trial (RCT)
177 pasien bedah mendapatkan musik dan 159 pasien mendapatkan midazolam
Nilai STAI (Strait-Trait Anxiety Inventory) pada kelompok musik lebih kecil daripada kelompok midazolam (STAI music=34< midazolam=36) tetapi tidak ada perbedaan yang significant (P=0,06>0,05)
2
Bradt J & Dileo C
Music for stress and anxiety reduction in coronary heart disease patients/ 2009
Systematic Review
Sampelnya adalah penelitian yang dilakukan pada pasien dengan CHD, laki-laki, perempuan dengan metode RCT baik terpublikasi ataupun tidak
·5 penelitian menunjukkan perawatan standard ditambah dengan musik lebih efektif menurunkan kecemasan daripada perawatan standard saja di Rumah Sakit (p=0,004; p=0,003; p=0,03; p=0,005; dan p=0,002 < 0,05)
·   2 penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang significant antara kelompok intervensi musik dengan kelompok kontrol terhadap kecemasan pasien CHD (p=0,07 dan p=0,48 > 0,05)
·   9 penelitian menunjukkan hasil significant bahwa musik dapat mengurangi nyeri pasien CHD (p=0,03<0,05)
3
Devi Darliana
Pengaruh terapi musik terhadap respon stress psikofisiologis pasien yang menjalani coronary angiography di pelayanan jantung terpadu Rumah sakit Ciptomangunkusumo/ 2008
Quasi Experimental  
60 pasien yang menjalani prosedur coronary angiography
Ada pengaruh significant terapi musik terhadap kecemasan pasien yang menjalani prosedur coronary angiography (p=0.001<0.05)
4
David otieno akombo

Effects of listening to music as an intervention for pain and Anxiety in bone marrow transplant patients/ 2006
Systematic Review
19 Penelitian RCT dengan total sampel 1513 pasien yang menjalani berbagai prosedur medis dengan umur dari 1 bulan-18 tahun
· Ada 6 penelitian menunjukkan bahwa terapi musik berpengaruh significant dalam penurunan level nyeri dibandingkan dengan prosedur standard pada pasien (pasien dengan tindakan venipuncture, injeksi intramuscular, imunisasi, dan prosedur gigi)
·   Ada 5 penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang significant antara terapi musik dengan prosedur standard terhadap nyeri pasien (pasien dengan colposcopy, imunisasi, post bedah, dan prosedur gigi)
·   Ada 4 penelitian menunjukkan bahwa terapi musik berpengaruh significant dalam penurunan level kecemasan dibandingkan dengan prosedur standard pada pasien (sebelum operasi, prosedur gigi dan bedah mulut)
·   Ada 3 penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang significant antara terapi musik dengan prosedur standard dan antara musik dengan placebo terhadap tingkat kecemasan (pasien colposcopy dan brachial venipuncture)
·   Ada 1 penelitian menunjukkan bahwa terapi musik aktif secara significant menurunkan kecemasan pada pasien luka bakar sebelum pembedahan dibandingkan dengan prosedur standard
5
Alison E. Short et al

Using music to reduce noise stress for patients in the emergency department: a pilot study/ 2010
Randomized Controlled Trial
30 pasien dengan kondisi akut di unit gawat darurat
Tidak ada perbedaan significant antara kelompok musik dengan kelompok kontrol terhadap stress pasien (p=0.623>0.05)
6
Anita Forsblom, et al

The effect of music and audiobook
listening on people recovering from
stroke: the patient’s point of view/ 2010
Randomized Controlled Trial
39 pasien yang menderita stroke
Kelompok intervensi musik berpengaruh significant terhadap peningkatan kenyamanan, suasana hati dan aktivitas motorik dibandingkan dengan kelompok audiobook listening (p=0.0001<0.05)
7
Nugroho Nur Wijanarko
Efektifitas terapi musik terhadap penurunan tingkat kecemasan klien
diruang icu-iccu rumah sakit mardi rahayu kudus/ 2007
Quasi Experimental
20 pasien baru yang dirawat di ruang ICU-ICCU berumur 15-50 tahun dan tidak mengkonsumsi obat anti cemas
Terapi musik efektif untuk menurunkan perubahan respon fisiologis terhadap kecemasan pasien (p= 0,000-0,002<0.05)
8
Suhartini Ismail
The effect of music anxiety reduction in patiens with ventilator support/ 2010
Quasi experimental
40 pasien yang menggunakan ventilator di ruang ICU Rumah Sakit kariadi semarang dan Rumah Sakit tugurejo
Pasien yang menerima intervensi musik secara significant mempunyai level kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0.05)
9
Intani, et al
Pengaruh intervensi musik gamelan: Ibu Pertiwi terhadap penurunan skor kecemasan pasien pre kateterisasi jantung di Unit Pelayanan Jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang: Evidence Based Practice/ 2012
Pra Experimental
Pasien laki-laki dan perempuan yang akan menjalani katerisasi jantung dengan ukuran sampel 9 pasien
Ada pengaruh intervensi musik gamelan jawa ibu pertiwi terhadap penurunan skor kecemasan (tvalue 5,976>ttable1,83 dengan significancy<0,05)
10
Sevban Arslan, et al
Effect of music on preoperative anxiety in men undergoing urogenital surgery/ 2007
Quasi Experimental design
64 pasien yang akan menjalani pembedahan urogenital di klinik urologi Aziziye Research Hospital

·   Pasien yang mendapatkan terapi music secara significant menunjukkan penurunan level kecemasan daripada pasien yang tidak mendapatkan terapi music (p<0,001)
11
Roghieyeh Mahdipour & Monirosadat Nematollahi
The effect of the music listening and the intensive care unit visit program on the anxiety, stress and depression levels of the heart surgery patients candidates/ 2012
Quasi Experimental design: Pretest-Posttest Design
150 pasien yang akan menjalani operasi bedah jantung
·   Pasien yang mendapatkan terapi musik mengalami penurunan level kecemasan secara significant jika dibandingkan dengan tanpa terapi musik
  
Tabel 2. Hasil Penelitian Efektivitas Terapi Suara Alam (Nature Sound)


NO
PENULIS
JUDUL/TAHUN
METODE
SAMPEL
HASIL
1
Tracey J Weiland, et al
Original sound compositions reduce
anxiety in emergency department patients/2010
Randomized Controled Trial
Pasien yang datang di instalasi gawat darurat dengan kategori 3 menurut Australasian
Triage Scale (ATS) yaitu pasien akut yang memerlukan pengkajian medis dalam waktu 30 menit, umur ≥18 tahun dan ukuran sampel 170

·   Musik dengan rekaman suara lingkungan mempunyai pengaruh yang significant terhadap penurunan kecemasan (p<0.001)
·   Musik dengan rekaman suara lingkungan dikombinasikan dengan binaural beat mempunyai pengaruh yang significant terhadap penurunan kecemasan (p<0.001)
2
Noah Lechtzin, et al
A randomized trial of nature scenery and sounds versus
urban scenery and sounds to reduce pain in adults
undergoing bone marrow aspirate and biopsy/ 2005
Randomized Controled Trial
Pasien kanker umur ≥ 18 tahun dengan ukuran sampel 120
Ada perbedaan yang significant antara terapi alam (gambar pemandangan dan suara dari alam) dengan perawatan standard (p=0,046<0.05) dimana perawatan standard mempunyai nilai rata-rata nyeri lebih buruk dibandingkan terapi alam (nature)
3
Gregory B, et al
Distraction therapy with nature sights
and sounds reduces pain during flexible bronchoscopy/ 2003
Randomized Controled Trial
Pasien dewasa yang berumur ≥ 18 tahun yang menjalani flexible bronchoscopy di Rumah Sakit John Hopkins dengan ukuran sampel 80
· Manajemen nyeri pada kelompok intervensi secara significant lebih baik daripada kelompok kontrol (p=0.015<0.05)
·   Tidak ada perbedaan yang significant antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol terhadap tingkat kecemasan pasien (p>0.05)
4
Jorien de Jonge
The effect of music, nature visuals and sounds on induced anxiety/2011
Randomized Controlled Trial
Relawan jumlah 45 orang dan umurnya antara 25-75 tahun
·  Data menunjukkan bahwa musik lebih efektif menurunkan kecemasan dibandingkan dengan suara alam (p<0,05)
·  Data menunjukkan bahwa suara alam kurang efektif dalam menurunkan kecemasan (p>0,05)
5








Vahid Saadatmand, et al
Effect of nature based sounds intervention on agitation, anxiety, and
stress in patients under mechanical ventilator support/ 2012 
Randomized Controlled Trial
60 pasien yang mendapatkan ventilasi mekanik di ICU
· Kelompok pasien yang diberikan perawatan standard dan nature sound menunjukkan penurunan kecemasan daripada kelompok pasien yang hanya diberikan perawatan standard (p<0,001)

1 comment:

Contact Us

Name

Email *

Message *