Cari Blog Ini

Monday 24 November 2014

Waspada Hipertensi dan Hipertensi Emergency

Hipertensi dan Hipertensi Emergency

Disusun Oleh: Dody Setyawan

Hipertensi merupakan masalah yang sering dijumpai di masyarakat bahkan masyarakat di dunia bahkan kejadiannya menurut Chobanian et al (2003) terjadi hampir 1 milyar orang di dunia. Hipertensi yang dibiarkan dan menahun sangat beresiko mempengaruhi sistem kardiovaskuler yang erat kaitannya dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas pasien. Nah seremmmm kan…..makanya kita harus waspada terhadap hipertensi. Tahu gak hipertensi itu apa? Yuk kita belajar terkait hipertensi

(Sumber: www.tropicanaslim.com)
Hipertensi merupakan kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri mengalami peningkatan. Peningkatan tekanan darah tersebut sangat berpengaruh terhadap kardiovaskuler dan cerebrovaskuler yang akhirnya meningkatkan beban kerja jantung. Beban kerja jantung yang meningkat tersebut jika bertahan dalam kondisi yang lama juga akan berpengaruh pada fungsi jantung itu sendiri yang nantinya dapat berakhir dengan kegagalan jantung dalam memompa darah. Selain itu kondisi hipertensi yang tidak terkontrol dan menetap selama satuan waktu tertentu juga dapat menyebabkan resiko terjadinya stroke. Tekanan darah yang tinggi tersebut jika tidak terkontrol dan terjadi terus menerus dapat menyebabkan robekan kecil dinding pembuluh darah arteri. Robekan tersebut dapat memperangkap plak, sel darah yang lewat dan kolesterol. Hal ini menyebabkan terhambatnya suplai darah ke organ penting yang akhirnya organ tersebut tidak mendapatkan oksigen atau iskemia seperti halnya suplai darah ke otak yang kurang dapat menyebabkan otak iskemia dan beresiko terjadi stroke hemoragik. Tidak hanya ke otak, ke organ lainpun juga akan kekurangan suplai darah yang menyebabkan oksigen kurang ke jaringan tersebut. Jantungpun juga beresiko akan terhambat suplai darahnya ke miokard yang nantinya menyebabkan miokard infark atau sering dikenal dengan istilah Acute Miokard Infark (AMI). 

Hipertensi yang terus menerus ini menyebabkan jantung memberikan tenaga yang lebih dalam memompa ke seluruh tubuh. Hal ini berakibat pembuluh darah arteri meregang yang lama-kelamaan pembuluh darah tersebut dapat pecah dan jika yang pecah adalah pembuluh darah arteri di otak dapat terjadi stroke hemoragik. Oleh karena itu kita harus waspada terkait hipertensi. Berikut ini kategori hipertensi menurut Chobanian et al (2003) adalah sebagai berikut:


Menurut Aggarwal dan Khan (2006) bahwa 1-2% pasien hipertensi yang datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit dikategorikan sebagai hipertensi emergency. Hipertensi emergency menurut Malidi et al (2013) didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi yang sangat berat dimana tekanan darahnya > 180/120 mmHg yang disertai dengan disfungsi organ meliputi sistem neurologi, cardiac dan sistem ginjal. Hipertensi emergency ini merupakan bagian dari hipertensi krisis. Pada dasarnya krisis hipertensi itu dibedakan menjadi hipertensi emergency dan hipertensu urgency. Bedanya adalah hipertensi urgency tidak disertai dengan kerusakan atau disfungsi organ terutama organ vital. Beberapa contoh kerusakan organ akibat hipertensi emergency antara lain sindrom koronaria akut, gagal jantung, perdarahan intracerebral, gagal ginjal akut dan encephalopathy. 

Krisis hipertensi baik hipertensi emergency dan urgency merupakan salah satu bentuk kegawatan dari hipertensi yang jika terlambat dalam penanganan dan tidak segera diberikan penalatalaksanaan yang tepat dapat menyebabkan kematian yang cepat. Menurut Majid (2004) faktor yang dapat mencetuskan terjadinya hipertensi emergency dan kritis antara lain kenaikan tekanan darah yang tiba-tiba pada penderita hipertensi kronis esensial, hipertensi renovaskular, glomerulonefritis akut, sindroma withdrawal anti hypertensi, cedera kepala dan ruda paksa susunan syaraf pusat, renin-secretin tumors, dan pengaruh obat seperti kontrasepsi oral, anti depressant trisiklik, MAO Inhibitor, dan simpatomimetik.
INGAT: WASPADA HIPERTENSI DAN CEGAH HIPERTENSI YA


Daftar Pustaka:
Aggarwal M, Khan IA. (2006) Hypertensive crisis: hypertensive emergencies and urgencies. CardiolClin 24: 135-146.
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, et al. (2003). Seventh Report of the Joint National Committee on prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure. Hypertension 42: 1206-1252.
Majid, A. (2004). Krisis Hipertensi Aspek Klinis dan Pengobatan. Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
Mallidi J, Penumetsa S, Lotfi A. (2013) Management of Hypertensive Emergencies. J Hypertens 2: 117. doi:10.4172/2167-1095.1000117


NUMPANG SHARE:

Berita gembira untuk para pengguna android, saat ini android menyediakan aplikasi whaff di google play. Apakah aplikasi Whaff rewards tersebut? aplikasi tersebut adalah aplikasi yang dapat memberikan recehan dollar bagi pengguna aplikasi terserbut. Kenapa tidak..ketika kita menginstal aplikasi tersebut aja dengan login dan memasukan kode kunci untuk start aplikasi kita sudah mendapatkan 0.30$. Recehan dollar akan kita dapat kembali jika kita mendownload dan menginstal games atau aplikasi yang tersedia di whaff tersebut dengan besaran yang diperoleh sekitar 0.05$. semakin banyak mendownload aplikasi dan memainkan aplikasi yang disediakan di whaff tersebut, recehan dollar akan semakin terkumpul. Dollar tersebut dapat diuangkan melalui sistem Paypal. Proses penguangan menggunakan paypal sangat mudah, bisa anda cari di internet. Cara mendownload dan menginstal aplikasi whaff adalah sebagai berikut:

1.Klik Play Store
2.Search Whaff Reward
3.Download 
4.Login Via Facebook
5.Setelah Login Akan Di Suruh Masukin Kode, Masukin kode BS75512 Maka Akan Mendapatkan Bonus 0.30$
6.Download Applikasi Yang Tersedia Di Whaff, Setiap Aplikasi Dihargai "$" Berbeda Beda
7.Kumpulkan MINIMAL PAYOUT 10$ baru bisa diuangkan lewat paypal


Cobalah tidak akan merugi

Thursday 6 November 2014

Family Centered Care (FCC)

FAMILY CENTERED CARE (FCC)


Profesi keperawatan merupakan ladang amal, ilmu dan kemanusiaan. Hal ini dikarenakan bahwa perawat tidak hanya berfokus pada pelayanan yang diberikan kepada pasien atau sering disebut sebagai Patient Centered Care (PCC) tapi juga perawat memberikan pelayanan dengan melibatkan keluarga pasien atau sering disebut Family Centered Care (FCC). Dalam kaitannya dengan PCC, perawat selalu berada disisi pasien, menjaga pasien dan memberikan terapi atau tindakan keperawatan baik mandiri maupun kolaborasi medis kepada pasien. Peran perawat juga sangat terlihat begitu berarti pada kondisi pasien kritis di tatanan ruang intensive care unit (pembahasan terkait ICU dan pasien kritis sudah ada di blog ini pada posting sebelumnya…silahkan bisa dibaca juga pada postingan sebelumnya). Di ICU perawat harus stanby memonitor kondisi pasien secara terus menerus dan tidak boleh lengah. Jika perawat lengah dalam memonitor kondisi pasien kritis, akan dapat berdampak sangat serius pada pasien tersebut. Misalnya dalam hal pemantauan kondisi pasien kritis dengan gangguang jantung, perawat harus benar-benar memonitor hemodinamik pasien tersebut. Hemodinamik yang tidak stabil, misalnya tekanan darah turun dan frekuensi heart rate juga turun bisa menyebabkan berkurangnya perfusi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini dapat berakibat pada terjadinya MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome) yaitu kegagalan beberapa fungsi organ karena suplay oksigen ke organ-organ tersebut berkurang. Suplay oksigen yang turun akan menyebabkan jaringan tersebut tidak bisa melakukan metabolism aerob (metabolism dengan menggunakan oksigen supaya didapatkan energy dengan jumlah yang dibutuhkan tubuh) melainkan metabolism anaerob (metabolism tanpa menggunakan oksigen). Metabolism anaerob ini jika berlanjut terus produk yang dihasilkan adalah asam laktat. Penumpukan asam laktat yang terlalu banyak ini sifatnya dapat merusak jaringan, sehingga jaringan mulai dari hipoksia bahkan sampai bisa nekrosis.

Keluarga berdasarkan teori keluarga itu dipandang sebagai suatu hubungan saling ketergantungan dan saling keterikatan. Antar anggota keluarga memiliki rasa kasih sayang yang kuat dan saling memiliki, bahkan ketika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain akan merasakan kesedihan dan selalu mendampingi supaya cepat sembuh (Gavaghan & Carroll, 2009). Beberapa penelitian atau studi banyak yang menjelaskan dampak anggota keluarga yang sakit terhadap unit keluarga. Dampak tersebut antara lain akan menimbulkan permasalahan psikologis pada anggota keluarga yang tidak sakit bahkan jika masalah psikologis tersebut tidak segera diatasi maka dapat memicu terjadinya permasalahan fisik seperti timbulnya kondisi fisik yang menurun sehingga mudah terkena penyakit. Pada unit ICU, perawat harus menyadari apa yang menjadi kebutuhan keluarga dengan anggota keluarga yang sedang dirawat karena kondisi yang kritis. Akan tetapi, menurut Cannon (2011) antara perawat dan keluarga mempunyai alokasi waktu yang tidak sama, sehingga jarang sekali bertemu saat conference, saat dilakukan prosedur tindakan dan saat visitasi pasien. Perawat cenderung mengesampingkan keluarga saat melakukan conference dan saat dilakukan prosedur tindakan, padahal ini sangan penting bagi keluarga pasien. Keluarga akan kebingungan jika mereka tidak memahami lingkungan ICU dan tidak tahu kondisi anggota keluarganya yang dirawat. Bahkan keluarga dapat memberikan kesimpulan atau persepsi yang salah terkait kondisi pasien atau pelayanan, jika mereka tidak lengkap dalam menerima informasi dan pengetahuan dari perawat di ruang ICU. Hal ini seuai dengan studi dari Morrison (1997) bahwa keluarga pasien terkejut atau kaget saat berada di dalam lingkungan ICU karena merasa tidak ada perbedaan antara siang dan malam, suara yang berisik karena banyaknya alarm alat monitoring pasien yang berbunyi, dan banyaknya selang dan kabel kabel yang ada di pasien.

Contact Us

Name

Email *

Message *